Apa itu Trader? Penjelasan Lengkap 2022

Dalam dunia investasi seringkali kita mendengar istilah trader. Sama seperti investor, profesi ini juga memegang peranan penting dalam likuiditas pasar modal dan pasar keuangan di sebuah negara. 

Tanpa adanya profesi trader, kemungkinan sebuah aset diperdagangkan setiap harinya akan lebih kecil. Akibatnya, investor maupun emiten jadi kesulitan untuk menjual saham mereka. Tanpa adanya mereka, potensi penghasilan bursa efek suatu negara akan berkurang. Begitu pula dengan potensi penghasilan perusahaan broker. 

Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan trader tersebut dan bagaimana dia bisa memegang peranan penting di bursa? Simak penjelasan lengkapnya sebagai berikut.

Apa itu Trader?

Trader adalah orang yang terlibat dalam sebuah perdagangan entah itu dengan menjadi penjual maupun pembeli. Secara bahasa, trader merupakan bentuk noun (kata benda) yang berasal dari kata trade (berdagang).

Jadi, makna secara bahasa, makna kata ini melingkupi perdagangan secara luas mulai dari perdagangan di pasar tradisional maupun perdagangan di pasar modal maupun pasar keuangan. 

Secara istilah, makna kata ini lebih disempitkan menjadi orang atau pihak yang terlibat dalam sebuah perdagangan di pasar modal maupun pasar keuangan. Dalam pembahasan kali ini, definisi yang akan digunakan adalah definisi secara istilah ini. 

Berbeda dengan investor, umumnya trader memiliki karakteristik hanya memegang suatu aset dalam jangka pendek hingga sangat pendek. Selain itu, mereka juga lebih menekankan pada penggunaan analisis teknikal harga aset tersebut alih-alih fokus pada aspek fundamental perusahaan. Oleh sebab itu, tidak heran jika mereka seringkali juga disebut sebagai ahli analisis teknis. 

Baca Juga: Belajar Trading Forex dari Zero (Panduan Pemula 2022)

Jenis-Jenis Trader

Trader dapat terbagi menjadi 4 golongan menurut jangka waktu transaksinya. Masing-masing golongan memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Berikut ini 4 jenis trader berdasarkan jangka waktu pembelian dan penjualan aset:

1. Intraday trader

Tipe yang pertama adalah Intraday trader atau trader yang membeli dan menjual suatu aset pada hari yang sama. Biasanya, pengguna strategi ini membeli aset tersebut ketika hari perdagangan dibuka dan menjual aset yang sama ketika perdagangan hari tersebut ditutup. 

Misalnya, seorang trader membeli saham A pada hari Selasa 22 Februari 2022 jam 9.00 pagi ketika BEI baru buka dan menjual saham A itu lagi pada hari yang sama (Selasa 22 Februari 2022) jam 15.40 ketika BEI mulai tutup.

Seorang Intraday trader mendapatkan keuntungan dari selisih antara harga penjualan dan harga pembelian aset. Akan tetapi karena biasanya selisih antara harga pembelian saat pasar buka dan harga penjualan saat pasar tutup tidak banyak, maka seringkali para pengguna strategi ini membeli dan menjual lebih dari satu aset pada hari yang sama. 

2. Scalper

Jenis yang kedua adalah scalper atau orang yang melakukan strategi trading dengan cara scalping. Scalping adalah strategi trading yang memperjualbelikan saham hanya dalam hitungan menit saja. 

Jadi kalau seorang trader membeli saham A jam 9.05 dan menjual saham tersebut pada jam 9.25, maka dia bisa disebut sebagai scalper. Sama seperti intraday trader, keuntungan scalper juga diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli. 

Hanya saja, scalper adalah orang yang memanfaatkan kenaikan harga sekecil apapun. Oleh karena itu, biasanya seorang scalper membeli dan menjual aset terkait dalam jumlah banyak sekaligus untuk mendapatkan keuntungan maksimum. 

Misalnya,  seorang trader membeli saham A jam 9.05 seharga 1.000 rupiah per lembar dan menjualnya kembali pada jam 9.25 ketika harga mencapai 1.050 per lembar. Tentu keuntungan scalper tersebut tidak akan maksimal kalau dia hanya punya 2 lot saham (keuntungan hanya 10.000 rupiah). 

Oleh karena itu, saat membeli sebuah saham dia langsung membeli 10.000 lot atau 1.000.000. Dengan begitu, dia bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 50.000.000 dalam satu kali penjualan (1.000.000*50). 

3. Swing Trader

jenis ketiga adalah swing trader. Trader jenis ini mencari titik ayunan dari entry dan exit strategy yang ia terapkan untuk satu jenis aset dalam jangka waktu beberapa hari, beberapa minggu hingga sekitar 2 bulan. 

Jadi beda jenis ini dengan dua jenis diatasnya adalah seorang swing trader cenderung memiliki suatu aset dalam waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, pengguna strategi ini juga relatif lebih rentan terhadap kondisi fundamental perusahaan dibandingkan dua jenis sebelumnya. 

Swing trader juga mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli aset. Bedanya, pengguna strategi ini cenderung memaksimalkan keuntungan dengan cara menunggu harga tersebut sampai nyaris menembus titik resistance-nya dan bukan memaksimalkan keuntungan dengan menambah volume aset seperti dua jenis yang lainnya.

4. Position Trader

Position trader adalah trader yang memperjualbelikan suatu aset berdasarkan trend dari harga aset tersebut. Artinya, kalau ada tren kenaikan harga dari suatu aset, maka dia akan membeli aset tersebut dan menjualnya kembali kalau harga aset tersebut diperkirakan sudah akan mencapai titik resistance nya.

Perbedaannya dengan 3 jenis yang lain adalah position trader relatif tidak memperdulikan waktu. Asalkan harga suatu aset masih terus naik ya dia akan tetap memegang aset tersebut. Dengan demikian, pengguna strategi ini juga cenderung tidak terpengaruh dengan fluktuasi harga harian. 

Adapun bedanya dengan investor adalah, position trader cenderung memegang aset dalam waktu yang lebih pendek dibandingkan investor dan tidak memiliki tujuan jangka panjang. Asalkan harga aset sudah hampir menyentuh resistance level, dia akan menjual aset tersebut.

Aset yang Diperdagangkan Trader

Profesi ini kini sudah ada di pasar modal, pasar komoditi berjangka dan pasar keuangan sehingga aset yang diperdagangkan oleh seorang trader juga bermacam-macam mulai dari saham, forex, cfd bahkan hingga bitcoin dan aset crypto lain. Berikut ini beberapa aset yang diperdagangkan oleh trader (khususnya yang level dunia):

  1. Saham.
  2. Obligasi.
  3. Forex.
  4. Emas.
  5. Perak.
  6. Minyak.
  7. Indeks.
  8. CFD. 
  9. Mata uang crypto.
  10.  ETF dan lain sebagainya. 

Banyak perusahaan broker internasional yang sudah menyediakan aset dan komoditas di atas untuk diperjualbelikan (trading) di aplikasi mereka. Namun tidak jarang juga perusahaan broker yang masih menyediakan saham, obligasi dan forex untuk diperdagangkan. 

Baca Juga: 9 Broker Forex Terbaik Untuk Trader Indonesia 2022

Perbedaan Trader dan Investor

Setidaknya terdapat tiga perbedaan utama antara trader dan investor.

Perbedaan pertama adalah trader cenderung memiliki aset dalam jangka waktu pendek hingga sangat pendek, sementara investor cenderung memiliki aset dalam jangka waktu menengah hingga panjang. 

Perbedaan yang kedua adalah karena jangka waktu yang diambil tersebut, umumnya profesi ini lebih rentan terpengaruh dengan fluktuasi harga harian dan relatif tidak terpengaruh dengan aspek fundamental perusahaan. Sebaliknya, investor seharusnya tidak terpengaruh fluktuasi harga harian tapi justru terpengaruh dengan aspek fundamental perusahaan. 

Perbedaan yang terakhir adalah trader khususnya (day trade dan scalper) hanya mendapatkan potensi keuntungan dari capital gain sedangkan investor memiliki peluang besar untuk mendapatkan keuntungan dari capital gain sekaligus dividen. 

Keuntungan Menjadi Trader

Profesi ini semakin banyak diminati dalam beberapa tahun belakangan ini bukan karena tanpa alasan. Berikut ini beberapa keuntungan menjadi seorang trader:

1. Mendapatkan passive income

Sama seperti investasi, keuntungan utama menjadi seorang trader adalah mendapatkan passive income dari pekerjaan tambahan. Biarkanlah uang yang bekerja untuk Anda, begitulah istilahnya. Bahkan apabila trading dilakukan dengan benar, besaran passive income yang diperoleh dari trading bisa lebih besar daripada pendapatan investasi. 

2. Fleksibel

Keuntungan yang kedua adalah kegiatan trading itu bersifat fleksibel. Tidak seperti jam kantor yang dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore, Anda bisa melakukan trading kapan saja dan dimana saja. Bahkan jika berminat, Anda bisa trading di bursa luar negeri saat malam hari dan menggunakan robot trading. 

Oleh sebab itu, tidak heran kalau banyak orang yang menjadikan trading ini sebagai pekerjaan sampingan mereka. Jadi kalau pekerjaan utama sudah selesai, mereka menghadap komputer untuk beralih profesi menjadi trader. 

3. Biaya relatif terjangkau dan data aman

Menjadi seorang trader yang sukses memang membutuhkan modal yang besar dan proses lama. Namun bukan berarti trading tidak bisa diawali dengan modal minim. Saat ini banyak aset yang bisa dibeli dengan uang hanya Rp. 100.000 saja. Belum lagi banyak perusahaan broker yang menawarkan program non deposit trading alias perusahaan tersebut akan memberikan modal trading kepada pengguna jasanya. 

Trader juga tidak perlu risau dengan keamanan data mereka. Sebab pada umumnya platform trading seperti MetaTrader sudah dilengkapi dengan teknologi keamanan yang berlapis-lapis. Belum lagi aset crypto saat ini sudah dilindungi dengan teknologi blockchain yang terus menerus diperbaiki. 

Risiko Menjadi Trader

Meskipun acap kali mendatangkan keuntungan yang cukup besar, namun bukan berarti menjadi profesi ini tidak datang dengan tanpa risiko. Utamanya risiko trading berkaitan dengan bagaimana seorang trader bisa kehilangan seluruh modalnya apabila trading tidak dilakukan dengan baik. Berikut ini beberapa risiko menjadi seorang trader:

1. Kerugian finansial

Trader adalah orang yang mendapatkan keuntungan dari perubahan harga aset sekecil apapun. Maka dari itu, mereka harus fokus mengamati pergerakan harga aset terkait dan memiliki keahlian yang dibutuhkan. Atau kalau tidak, mereka bisa mendapatkan kerugian. 

Kerugian disini bisa terjadi jika target profit tidak tercapai tapi mereka masih menuai keuntungan atau kerugian terjadi karena mereka kehilangan modal investasinya sama sekali. Jika yang terjadi adalah kemungkinan yang pertama, maka masih terbilang aman. Coba kalau modal investasi yang hilang?

2. Risiko emosi

Salah satu hal penting yang membedakan antara para trader berpengalaman dengan pemula adalah bagaimana cara mereka mengelola risiko emosi. Para pemain berpengalaman cenderung lebih sabar dan tidak gampang takut kalau harga aset jatuh di bawah perkiraan dan tidak akan tergesa-gesa kalau harga aset mendadak naik. 

Aspek emosi ini penting mengingat bahwasanya kerugian di pasar modal bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Apalagi kalau uang yang digunakan untuk trading bukanlah uang dingin. 

Kesimpulan

Trader adalah pihak yang terlibat dalam sebuah perdagangan jangka pendek di pasar modal maupun pasar keuangan. Menjadi seorang trader memang berpotensi mendatangkan keuntungan besar, namun risiko profesi ini tidak kalah besar juga. 

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan