Moving Average: Pengertian, Jenis, Cara Menghitung, Contoh

Analisis teknis dalam trading adalah analisis yang memanfaatkan logika matematika dan rumus statistik untuk memperkirakan pergerakan harga sebuah instrumen trading. Salah satu rumus statistik dasar yang digunakan adalah rata-rata (average). 

Namun karena pergerakan harga aset sangat fluktuatif dari waktu ke waktu, rata-rata yang digunakan juga bukan rumus rata-rata biasa melainkan rata-rata bergerak (moving average). Mari simak pembahasan apa itu moving average dan bagaimana indikator teknis ini berperan penting dalam analisis teknikal trading.

Pengertian Moving Average

Moving average (MA) adalah garis yang menghubungkan titik harga rata-rata dari suatu aset dalam suatu periode tertentu. Harga aset disini bisa merupakan harga aset tersebut ketika pembukaan pasar, penutupan pasar atau nilai tengah diantara keduanya (median). 

Dalam tampilan software trading, garis MA ini bisa di bawah, di atas atau di tengah kurva harga. Bahkan tidak jarang, garis MA, bersinggungan atau memotong grafik harga saham. Biasanya, persinggungan atau perpotongan garis ini menjadi sinyal tersendiri bagi trader. 

Periode waktu dalam analisis moving average biasanya 5 hari bursa (1 minggu), 20 hari bursa (1 bulan), 60 hari bursa (3 bulan) sampai 120 hari bursa (6 bulan). Agar hasil analisisnya lebih akurat, trader bisa menggunakan garis MA dengan 2 periode waktu yang berbeda.

Indikator teknis ini bermanfaat untuk menghapus “noise” atau nilai aset tersebut yang paling tinggi sendiri atau paling rendah sendiri (outlier). Akibatnya, analisis yang dilakukan trader bisa bebas dari bias dan jadi lebih valid. 

Jenis Moving Average

Secara umum moving average terbagi menjadi 3 yaitu:

1. Simple Moving Average (SMA)

Simple moving average atau SMA adalah garis MA yang menghubungkan rata-rata harga aset dalam satu periode waktu tertentu. Biasanya rata-rata harga yang dipakai adalah rata-rata harga penutupan.

Rumus moving average ini adalah SMA = (H1+H2+H3+H4+H5+Hn)/n.

Dengan Hn sebagai Harga pada hari ke-n.

Contohnya:

Hari, TanggalKurs Penutupan USD/IDR
Senin, 1 Juni14,100
Selasa, 2 Juni14,200
Rabu, 3 Juni14,300
Kamis, 4 Juni14,250
Jumat, 5 Juni14,410

Tabel 1: Contoh nilai rata-rata USD/IDR

MA = (14.100+14.200+14.300+142.50+14.410)/5 = 14.252

2. Weighted Moving Average

Weighted moving average adalah jenis MA yang sudah diberi rasio pemberat pada hasil harga terkini. Hal ini diperlukan sebab harga aset terkini lebih penting dibandingkan harga aset tersebut beberapa hari lalu atau beberapa bulan lalu. 

Rumus WMA adalah:

WMA = (H1 x n)+(H2 x n-1)+ (H3x n)-2+ (H4x n-3)+ (H5 x -4)/ (n x(n+1))/2

Contohnya:

Hari, TanggalKurs Penutupan USD/IDRPembobotan
Senin, 1 Juni14,1005
Selasa, 2 Juni14,2004
Rabu, 3 Juni14,3003
Kamis, 4 Juni14,2502
Jumat, 5 Juni14,4101

Langkah pertama untuk mencari WMA adalah dengan mencari nilai rasio pembobotannya terlebih dahulu. Rasio ini diperoleh dari nilai angka penyebut (n x(n+1))/2. Pada contoh di atas, karena n=5, maka nilai pemberatnya adalah sama dengan (5 x (5+1))/2 atau 5 x 6 :2 sama dengan 15. 

Dengan demikian WMA= (14.100 x 5/15) + (14.200 x 4/15) + (14.300 x 3/15) +(14.250 x 2/15) + (14.410 1/15) = 14.207

Dilihat dari contoh di atas, nilai WMA lebih rendah dibanding SMA. Menurut laman Investopedia, hal ini bisa berarti tekanan jual lebih tinggi dibandingkan tekanan jual yang diperkirakan oleh trader.

3. Exponential Moving Average (EMA)

Exponential moving average (EMA) sedikit lebih rumit dibandingkan WMA. Kerumitan ini terletak pada rasio penurunan pembobotan yang tidak berkurang 1 tapi lebih kecil atau lebih besar. Pada contoh di atas, terlihat bahwasannya rasio pembobotan turun dari 5, ke 4 lalu ke 3 dan seterusnya. Nah, pada EMA ini, penurunan tidak selalu dikurangi 1 melainkan bisa jadi dari 5 turun ke 4,2 lalu ke 3,8 dan seterusnya. 

Untuk mencari EMA, Anda perlu melakukan 3 tahap penghitungan terlebih dahulu. Tahap pertama, Anda harus menghitung SMA, kedua menghitung nilai multiplier dan yang ketiga adalah dengan mengalikan SMA dengan multiplier tersebut dan mengalikanya dengan nilai EMA hari sebelumnya.

Dalam melakukan analisis trading, Anda tidak perlu menghitung nilai moving average secara manual. Sebab, saat ini platform trading online sudah dilengkapi dengan berbagai penghitungan indikator teknis otomatis. Adapun yang Anda perlukan adalah bagaimana cara menginterpretasikan garis ini dan mengambil keputusan trading dari hasil interpretasi tersebut.

Dibandingkan dengan dua jenis moving average sebelumnya, EMA lebih responsif terhadap pergerakan harga sekecil apapun sehingga lebih banyak digunakan oleh para trader dibandingkan SMA atau WMA.

Fungsi Moving Average

1. Menjadi lagging indicator

Lagging indicator adalah jenis indikator teknis yang menggunakan data harga aset di masa lalu untuk mengkonfirmasi adanya trend yang sedang berlangsung dan bukan untuk membantu trader memperkirakan harga. 

Sederhananya, lagging indicator mirip dengan adanya awan panas yang mengkonfirmasi kalau sebuah gunung berapi telah meletus. Moving average bisa menjadi lagging indicator sebab dia menggunakan riwayat harga aset yang telah lalu sehingga kalau pasar sedang mengalami sideways, indikator teknis ini tidak akan memberikan hasil analisa apapun.

2. Memperkirakan pembalikan trend

Meskipun tidak bisa digunakan untuk mengetahui pergerakan harga di masa depan, namun MA seringkali dipakai trader untuk memperkirakan pembalikan trend. Hal ini bisa terjadi apabila ada dua garis MA yang berpotongan atau bersinggungan dengan grafik harga. Oleh sebab itu, trader disarankan untuk menggunakan dua garis MA sekaligus.

3. Menjadi garis support dan resistance

Manfaat lain dari menggunakan dua garis moving average sekaligus adalah dua buah garis MA bisa dijadikan garis resistance dan garis support dari pergerakan harga suatu aset. garis resistance adalah garis batas pergerakan harga sementara garis support adalah garis batas bawah pergerakan harga.

Dengan menggunakan garis ini sebagai resistance dan support alih-alih garis trend saja, bisa membuat trader lebih cepat mengetahui kemungkinan kenaikan atau penurunan harga dan mengambil peluang keuntungan dari pergerakan tersebut. Alasannya adalah karena garis MA ini sudah mengeliminasi harga paling tinggi dan paling rendah tapi dengan volume perdagangan yang minim.

Kesimpulan

Moving average (MA) adalah indikator teknikal trading yang memanfaatkan data rata-rata harga yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Indikator ini terbagi lagi menjadi tiga yaitu simple, weighted dan exponential. Dalam trading, MA digunakan untuk menjadi indikator konfirmasi trend, memperkirakan pembalikan trend serta menjadi garis support dan resistance.

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan