Apakah Trading Itu Judi? Cek Faktanya!

Perdebatan mengenai apakah trading itu judi memang merupakan topik perdebatan yang hangat.

Singkatnya, trading bukan termasuk judi jika memiliki aset nyata yang mendasarinya, menggunakan teknik analisis, dan memiliki orientasi waktu yang pasti. Namun, trading bisa termasuk judi jika berbentuk binary option, menggunakan leverage secara berlebihan, dan melakukan short selling.

Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Perbedaan Trading Harian, Judi, dan Investasi

Trading harian, judi, dan investasi adalah hal-hal yang sama-sama melibatkan uang, waktu dan keberuntungan. Namun, terdapat beberapa perbedaan penting antara ketiga hal ini. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah:

1. Status hukum

Trading harian khususnya untuk saham dan investasi adalah sah secara hukum untuk dilakukan di Indonesia. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan undang-undang lain yang membahas topik serupa. 

Di sisi lain, perjudian sudah ditetapkan sebagai tindakan ilegal oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 7 tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Bahkan dalam peraturan ini dikatakan bahwa perjudian bertentangan dengan norma masyarakat dan agama. 

Apabila dilihat dari sudut pandang agama, khususnya agama Islam, investasi adalah suatu transaksi yang diperbolehkan sementara judi sebaliknya. Trading dalam hal ini agak berdiri di tengah-tengah dimana ada trading yang diperbolehkan dan ada trading yang tidak boleh dilakukan karena mirip judi dan mengandung unsur riba. 

2. Aset yang mendasari transaksi

Perbedaan lain dari trading dan judi adalah keberadaan underlying asset. Underlying asset adalah aset-aset yang mendasari pembentukan harga instrumen di pasar modal dan pasar keuangan. Seringkali aset ini juga menjadi agunan apabila emiten gagal membayar utang dan sahamnya. 

Dalam pasar modal, khususnya saham yang dimaksud dengan underlying asset ini bisa berupa bangunan perusahaan serta kemampuan fundamental perusahaan tersebut. Dalam aset lain, obligasi misalnya, underlying asset adalah bangunan atau proyek yang ingin dibangun oleh pemerintah atau perusahaan yang menerbitkan surat utang tersebut.

Faktor inilah yang tidak ada di dunia perjudian. Judi apapun baik itu yang berbentuk tradisional maupun modern tidak memiliki underlying asset yang siap menjadi pengganti apabila salah satu pemain atau keseluruhan pemain dalam judi tersebut mengalami kerugian. 

Hal ini membuat pada trading, reward lebih besar daripada risiko sedangkan pada gambling, risiko lebih besar daripada reward.

3. Penggunaan analisis

Analisis pada dunia investasi terbagi menjadi dua yaitu analisis teknikal yang mengurai kondisi statistik harga aset secara matematis dan analisis fundamental yaitu analisis yang mengurai kemampuan keuangan perusahaan secara matematis. 

Trading umumnya hanya menggunakan jenis analisis pertama. Adapun para trader tidak begitu banyak menggunakan analisis yang kedua mengingat orientasi waktunya berbeda dengan investor.

Judi disisi lain relatif tidak menggunakan keduanya. Kalaupun ada data yang digunakan untuk diteliti, umumnya data tersebut hanya bersifat statistik deskriptif dan relatif sedikit. Hal inilah yang membuat proporsi aspek keberuntungan pada judi jauh lebih besar daripada trading apalagi investasi. 

4. Orientasi waktu dan keuntungan

Seperti yang kita ketahui, investasi adalah jual beli aset keuangan yang cenderung ‘dipegang’ dalam waktu lama dan cukup mengandalkan pembagian keuntungan dari perusahaan dalam bentuk dividen atau coupon obligasi. 

Di satu sisi, trader tidak terlalu banyak berharap pada dividen atau coupon melainkan mengambil keuntungan dari perubahan harga aset. Oleh sebab itu, jangka waktu trading cenderung lebih pendek daripada investasi entah itu hanya bulanan, mingguan, harian atau bahkan bisa menitan (scalping). 

Periode waktu judi relatif tidak menentu. Ada kalanya sangat cepat, tapi bisa juga lambat seperti judi bola yang nunggu pertandingan selesai dan lain sebagainya. Keuntungan judi juga hanya berdasarkan hasil jangka pendek semata. Ini membuat judi bukan bagian dari konsep time value of money karena tidak memperhitungkan inflasi dan opportunity cost

Perbedaan Judi dan Spekulasi

Judi dan spekulasi adalah dua hal yang mirip tapi berbeda. Salah satu komponen utama dalam praktik perjudian adalah zero sum game dan merugikan orang lain. Dalam praktik ini jika ada satu pihak yang menang, maka pihak lain akan kalah dan pihak yang menang berhak atas aset pihak yang kalah tersebut. 

Kedua hal inilah yang tidak ada dalam spekulasi. Artinya, jika seseorang mengalami kemenangan, maka kemenangan tersebut hanya untuk dirinya sendiri dan dia tidak merugikan orang lain. Sebaliknya kalau dia rugi, asetnya juga tidak akan berpindah tangan ke orang lain. 

Mudahnya seperti ini. Jika ada 5 orang melakukan judi bola. Dua diantaranya bertaruh kalau Indonesia akan kalah melawan Singapura sementara 3 lainnya sebaliknya. Setiap orang setor uang 1 juta rupiah untuk taruhan. Jadi, total uang taruhannya adalah 5 juta. Apabila ternyata Indonesia kalah, maka dua orang tersebut akan mendapatkan uang 5 juta. Sebaliknya, jika Singapura kalah maka 3 orang sisanya yang akan mendapat keuntungan.

Spekulasi adalah tindakan yang lain lagi. Misalnya, Anda membeli 1 lot saham seharga 5 juta rupiah dan berencana akan dijual esok hari dengan harapan mendapat keuntungan. Namun jika ternyata esok hari harga saham tersebut turun jadi 4,9 juta per lot,  Anda akan rugi 100.000 rupiah tapi uang 100 ribu tersebut tidak berpindah tangan ke orang lain. 

Jenis Trading Yang Bisa Menjadi Judi

Meskipun secara umum trading adalah tindakan yang legal di Indonesia, namun ada beberapa jenis trading yang tidak diperbolehkan atau perlu dibatasi karena mirip judi. Beberapa jenis trading tersebut antara lain:

1. Binary option

Binary option adalah transaksi trading yang mana pada transaksi ini trader hanya perlu memasukkan “nilai tebakan apakah harga aset terkait akan naik atau turun pada waktu yang ditentukan” dan nilai modal. Apabila tebakannya benar maka dia akan mendapatkan keuntungan sekian persen dari modal, sementara kalau tebakannya salah modalnya akan hangus. 

Dilihat dari skema ini, jelas bahwasanya binary option termasuk ke dalam zero sum game. Pertama karena trader akan dirugikan kalau tebakannya salah dan yang kedua karena sebenarnya lawan dari trader tersebut bukan mekanisme pasar tapi perusahaan broker yang menyediakan opsi ini. 

2. Transaksi yang menggunakan leverage berlebihan

Leverage atau fasilitas pinjaman umum ditemukan dalam aplikasi trading. Dengan menggunakan fasilitas ini, trader bisa membeli aset senilai di luar batas kemampuan modalnya. 

Namun, pinjaman ini juga harus tetap dibayar dengan bunga sampai periode jatuh tempo tertentu sehingga apabila trader gagal membayarnya, aset milik trader tersebut akan dijual paksa oleh pihak broker. Karenanya, jangan menggunakan fasilitas leverage dengan berlebihan.

3. Short selling

Sama seperti leverage, short selling juga banyak ditemukan dalam transaksi trading apapun dimanapun. Transaksi ini bisa dibilang legal di Indonesia meskipun harus memenuhi syarat yang ketat dan beberapa kali tidak diperbolehkan oleh BEI. 

Jual kosong atau short selling bisa dibilang mirip judi karena trader bertaruh atas penurunan harga saham sebuah perusahaan. Apabila taruhannya benar, maka dia mendapatkan keuntungan sementara kalau salah dia menderita kerugian.

Kesimpulan: Apakah Trading itu Judi?

Trading bukan termasuk judi selama trading tersebut dilakukan dengan benar. Adapun yang dimaksud benar disini adalah, transaksi trading yang dilakukan legal secara hukum, dilakukan dengan pertimbangan dan analisis yang matang serta bukan transaksi yang melibatkan zero sum game

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan